Matematika sering dianggap oleh sebagian besar siswa menjadi pelajaran yang sangat sulit dipahami. Ketika pelajaran itu baru dimulai, terjadi perubahan ekspresi wajah dan gerak tubuh mereka. Wajah cerah akan berganti menjadi kusam atau cemberut. Canda tawa dan kecerian akan berubah menjadi ekspresi tegang atau kadang-kadang mereka berusaha untuk menghindari mempelajarinya. Hal ini sangat wajar terjadi. karena sebagian mereka tidak mengetahui kegunaan dari apa yang mereka pelajari serta mereka merasa apa yang mereka pelajari tidak ada hubungannya dengan lingkungan kerja nanti. Berdasarkan pengalaman penulis dalam proses pembelajaran ditingkat SMA, mereka yang tidak suka terhadap pelajaran matematika disebabkan beberapa faktor, diantaranya seperti kemampuan dasar nya matematika yang lemah (Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian atau disingkat dengan KABATAKU), serta mereka selama ini di ajarakan menggunakan variabel tapi mereka tidak pernah beritahu secara
Belajar untuk berbagi